Search This Blog

Saturday, November 14, 2015

Satu Waktu Ketika Hatimu Pergi (Season 4)

Via google.co.id

Cinta telah hilang. Menggenggam tangan Ranti seolah hanya sekadar kebiasaan. Ia tak merasakan apa pun. Hatinya hambar. Hampa menyelimutinya. Meski tangan gadis itu telah di dekapnya lebih erat. Tenggelam di antara jemari tangan kokohnya.
Ranto sadar saat mereka jalan berdua. Berpasang-pasang mata menatap dengan iri. Di sebelahnya memang seorang gadis cantik dan tangan yang ia genggam pastilah menjadi impian banyak pria untuk bisa menggenggamnya. Ranti kini memang sedikit berbeda dengan gadis polos yang ditemuinya waktu SMA dulu. Bak ulat yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Gadis lugu itu sekarang berprofesi sebagai model. Wajah cantik alaminya menjadi lebih cantik dan bergaya berkat sapuan make up serta baju-baju bagus yang dikenakannya.
Ranto kembali membuang napas. Ada perasaan sakit saat memandang mata indah itu. Mata yang sama yang mengerling manja pada pria di toko buku. Cemburukah? Tidak. Dia hanya tidak bisa menerima pengkhianatan itu. Cintanya telah hilang. Ia memang tidak bisa membedakan rasa sakit itu. Rasa sakit karena sebagai pria,ia telah dikhianati. Rasa tidak terima. Ranto yakin itu bukan cinta. Sudah tidak ada cinta lagi.
 Ranto menanyakan pada dirinya sendiri. Apakah semua akan berakhir setelah hari ini? menghempaskan seluruh kenangan itu. Sampai sekarang ia bahkan tak mampu bertanya pada Ranti tentang pria di toko buku itu. Pria yang terlihat serasi dengan Ranti. Ranto melihat mereka berdua tertawa bersama. Sudah lama rasanya ia tidak melihat tawa kekasihnya begitu lepas. Ranto terkadang suka melucu,tapi Ranti tak pernah tertawa selepas itu. Paling-paling hanya tersenyum dan sedikit memamerkan giginya yang putih. Tapi pria itu mampu membuat Ranti tertawa dengan mata menyipit dan tubuhnya sedikit berguncang. Ia pikir Ranti pasti sangat menyukai pria itu.
Ranto segara memakai jaket dan menyambar kunci motor yang diletakkan di atas meja. Ada foto berbingkai dengan gambar Ranti persis di depan kunci motornya tergeletak. Ia amati senyum gadis cantik itu. Kini ia harus mengambil keputusan supaya mereka tidak saling menyakiti. Masa depan jauh lebih berharga dari waktu tujuh tahun yang pernah dilewati.


No comments:

Post a Comment