Search This Blog

Saturday, August 12, 2017

Hati yang Memintaku Menanti (Season 3)

gambar Via pixabay.com

Ia sudah sangat lelah. Rasanya hampir pingsan. Saat itu ia melihat pohon besar dan ia menyerah lalu memilih duduk di bawah pohon tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia memandangi sekelilingnya. Suasana mulai sepi. Tidak seramai tadi. Cuaca sudah cukup panas. Mungkin orang-orang memilih kembali ke rumah masing-masing.
Nia masih memikirkan jalan pulang ketika seorang pria mendekat ke arahnya. Sejenak pria itu ragu, tapi kemudian duduk di sebelah Nia. Nia menggeser posisi duduknya saat menyadari seseorang kini duduk di sampingnya. Keningnya berkerut dengan tanda tanya besar di kepalanya. Ia memandang pria itu. Seperti ingin mengucapkan sesuatu lalu ia mengatupkan mulutnya kembali.
“ Kamu kenapa berputar-putar di jalan yang sama? aku lihat kamu mondar-mandir di jalan ini dari tadi.” Kata Kevin memecah keheningan. Tatapannya lurus kedepan. Tidak menghadap pada Nia di sebelahnya.
“ Aku lupa jalan pulang.” Jawab Nia bernada mengeluh. Ia menangkupkan kedua telapak tangan menutupi wajahnya. Sinar matahari samar-samar masuk ke celah rimbunnya daun pohon membuat matanya sedikit silau. Ia lalu menutupi mata itu dengan tangan seolah-olah sedang melakukan gerakan hormat pada seseorang.
Sebenarnya Kevin ingin tertawa mendengar kata-kata Nia. Tapi ia amati gadis itu tampak murung. Sebisa mungkin Kevin berusaha agar wajahnya terlihat biasa saja. Ia tidak ingin ada kesan meledek yang tersirat di wajahnya. Ia tak mau Nia menjadi tak nyaman jika itu sampai terjadi. Jika mata gadis itu sampai menangkap ada sesuatu yang aneh pada Kevin. Kevin hanya ingin membantu. Itu saja.
Sejak tadi saat dia sedang duduk di teras rumah,ia memang melihat seorang gadis mondar-mandir di depan kompleks rumahnya. Seperti sedang mencari jalan keluar,tapi akhirnya kembali ke tempat yang sama. Gadis itu tampak lelah. Samar-samar ia melihat kening gadis itu sesekali berkerut. Mungkin sedang berpikir.
Ia merasa iba saat akhirnya gadis itu memutuskan duduk mematung di bawah pohon. Jadi dia menghampiri. Dia pikir gadis itu mungkin perlu pertolongan. Tanpa pikir panjang ia langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri Nia yang sedang duduk kebingungan. Ia tidak tahu kenapa tiba-tiba ia ingin menolong. Bertanya apa yang terjadi. Seperti ada sesuatu yang membuat hatinya tergerak.

Kevin memandang wajah Nia sekilas. Entah kenapa hatinya berdesir saat tatapan mereka saling terpaut. Sesaat ia bingung menata kalimat yang ingin ia katakan. Ia melihat pelipis gadis itu berkeringat,mungkin karena terlalu lelah berjalan dari tadi. 

“ Memangnya alamat rumahmu dimana?” tanya Kevin selanjutnya.

Bersambung..

No comments:

Post a Comment