gambar
Via pixabay.com
Ia sudah sangat lelah.
Rasanya hampir pingsan. Saat itu ia melihat pohon besar dan ia menyerah lalu
memilih duduk di bawah pohon tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia memandangi
sekelilingnya. Suasana mulai sepi. Tidak seramai tadi. Cuaca sudah cukup panas.
Mungkin orang-orang memilih kembali ke rumah masing-masing.
Nia masih memikirkan jalan
pulang ketika seorang pria mendekat ke arahnya. Sejenak pria itu ragu, tapi kemudian duduk di sebelah Nia. Nia menggeser posisi duduknya
saat menyadari seseorang kini duduk di sampingnya. Keningnya berkerut dengan
tanda tanya besar di kepalanya. Ia memandang pria itu. Seperti ingin
mengucapkan sesuatu lalu ia mengatupkan mulutnya kembali.
“ Kamu kenapa berputar-putar di jalan yang sama? aku
lihat kamu mondar-mandir di jalan ini dari tadi.” Kata Kevin memecah
keheningan. Tatapannya lurus kedepan. Tidak menghadap pada Nia di sebelahnya.
“ Aku lupa jalan pulang.” Jawab Nia bernada mengeluh. Ia
menangkupkan kedua telapak tangan menutupi wajahnya. Sinar matahari samar-samar
masuk ke celah rimbunnya daun pohon membuat matanya sedikit silau. Ia lalu
menutupi mata itu dengan tangan seolah-olah sedang melakukan gerakan hormat
pada seseorang.
Sebenarnya Kevin ingin
tertawa mendengar kata-kata Nia. Tapi ia amati gadis itu tampak murung. Sebisa
mungkin Kevin berusaha agar wajahnya terlihat biasa saja. Ia tidak ingin ada
kesan meledek yang tersirat di wajahnya. Ia tak mau Nia menjadi tak nyaman jika
itu sampai terjadi. Jika mata gadis itu sampai menangkap ada sesuatu yang aneh
pada Kevin. Kevin hanya ingin membantu. Itu saja.
Sejak tadi saat dia sedang
duduk di teras rumah,ia memang melihat seorang gadis mondar-mandir di depan
kompleks rumahnya. Seperti sedang mencari jalan keluar,tapi akhirnya kembali ke
tempat yang sama. Gadis itu tampak lelah. Samar-samar ia melihat kening gadis
itu sesekali berkerut. Mungkin sedang berpikir.
Ia merasa iba saat
akhirnya gadis itu memutuskan duduk mematung di bawah pohon. Jadi dia
menghampiri. Dia pikir gadis itu mungkin perlu pertolongan. Tanpa pikir panjang
ia langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri Nia yang sedang duduk
kebingungan. Ia tidak tahu kenapa tiba-tiba ia ingin menolong. Bertanya apa
yang terjadi. Seperti ada sesuatu yang membuat hatinya tergerak.
Kevin memandang wajah Nia
sekilas. Entah kenapa hatinya berdesir saat tatapan mereka saling terpaut.
Sesaat ia bingung menata kalimat yang ingin ia katakan. Ia melihat pelipis
gadis itu berkeringat,mungkin karena terlalu lelah berjalan dari tadi.
“ Memangnya alamat rumahmu dimana?” tanya Kevin
selanjutnya.
Bersambung..
No comments:
Post a Comment