Search This Blog

Thursday, July 14, 2016

Selaksa Rindu Untukmu, Ibu Asuhku

Bulan dan bintang yang dulu pernah kau tunjukkan, 
dalam hening malam kini kusaksikan sendirian.

Via dokumen pribadi

Emak, aku tahu kini kau sakit-sakitan.
Maafkan aku yang sangat jarang menengokmu. Gubuk tempat dulu aku bermain sewaktu kecil, rasanya perlahan mulai memudar tergerus oleh serentetan peristiwa baru yang beberapa darinya juga menimbulkan jejak-jejak dalam ingatanku.
Meski begitu, aku tak kan pernah lupa pada sosokmu. kau dengan kain tapeh dan kebayamu yang lusuh. Lalu sendal jepit tipis yang juga selalu menemani setiap pijakan langkahmu. Kau seorang yang aktif dan enerjik, melihatmu aku mengerti ketangguhan perempuan desa.
Dan baru kali ini.. aku melihatmu lagi. Mengingatkanku tentang indahnya masa kecil yang tak kan kulupa. Terang lampu warna-warni yang sering kita lihat setiap malam. Cahaya bulan dan bintang yang kautunjukkan padaku kutemukan beralih ke sepasang matamu yang selalu menatapku dengan kelembutan.
Emak,,
Meski kau tak pernah merasakan betapa sakitnya melahirkanku. Kau tetap ibuku karena bagiku ibu tidak bisa diukur dengan pengertian sesempit itu. Aku percaya kau pun memiliki kasih sayang seluas lautan. Di lehermu selalu terkalung selendang untuk membawaku. Memberikan perlindungan yang tak hanya berbilang bulan.
Jangan menangis, Mak. Karena melihat itu rasanya ada setitik bening yang ingin meloncat dari mataku. Seumur hidup baru kali ini aku melihat seseorang menangis karena merinduiku. Kupandang wajahmu yang tampak senang melihatku. Kini kau hanya terbaring diranjang karena stroke. Kembali lelehan air matamu jatuh ke pipi, tanpa suara menatapku tak berkedip seolah mencari persamaan atau perbedaan dari gadis kecil yang selalu kaugendong kemanapun juga rengekannya yang selalu kau dengar setiap menjelang tidur karena minta dikipasi meski kau sudah terkantuk-kantuk, dan akan kembali terbangun setiap kipas itu jatuh dari genggamanmu. Aku masih dapat mengingat itu semua dan banyak hal lain.
Emak..
Tahun-tahun terlewat mengantarkanku menjadi wanita yang mulai tumbuh dewasa. Kelak saat statusku berubah jadi seorang ibu, aku pun ingin menjadi sepertimu.



No comments:

Post a Comment