Search This Blog

Friday, July 29, 2016

Kamu Tamu Istimewa Itu

gambar Via huffingtonpost.co.uk
Langit malam nampak sendu saat aku mematung di depan jendela kamarku. Dari sini aku bisa melihat pemandangan luar. Ada beberapa bintang yang berkedip manja ke arahku, tapi tidak ada bulan malam ini. Biasanya bulan yang selalu menemani kegundahan yang kurasa.
Perlahan kutarik napas dan membuangnya dari mulut. Melakukan itu seolah separuh bebanku hilang dan aku merasa lebih ringan. Meski aku tahu bahwa rasa itu akan datang kembali, menghadirkan bayang-bayang seseorang. Aku tidak tau kapan tepatnya aku mulai menjadi seperti ini. Terikat oleh bayang-bayang.
Entahlah darimana aku harus mulai mengaku tentang perasaanku. Sejujurnya aku memang sedang menaruh hati pada seseorang. Pria yang dekat denganku, tapi aku tak pernah tahu isi hatinya. Pria misterius itu, aku menyukainya.
Biar kuceritakan sekelumit tentang dirinya. Dia seperti seseorang yang sudah lama kucari dan tiba-tiba aku menemukannya. Aku berusaha keras untuk bisa dekat dengannya. Meski hingga sekarang terkadang ia masih bersikap tak acuh padaku, tapi aku senang asal bisa tetap bersamanya. Aku akan menunggu sampai waktu berpihak padaku.
Banyak pikiran yang melintas di kepalaku sehingga aku baru bisa tidur lewat tengah malam. Rasanya aku hanya membolak-balikkan tubuhku di kasur. Aku tidak bisa tidur nyenyak sama seperti malam-malam sebelumnya.
Pagi itu setengah bermimpi aku mendengar bunyi pintu di ketuk. Awalnya aku tak ingin memperdulikan dan membenamkan tubuhku lebih dalam dengan bantal dan selimut tebalku, tapi ketukan pintu itu kembali mengusikku. Sekuat tenaga kulawan rasa kantukku. Menyebalkan. Siapa yang bertamu ke rumah orang sepagi ini? gerutuku dalam hati
Setengah terpejam aku bangun dari ranjang dan berjalan ke ruang tamu. Dengan susah payah dan menguap beberapa kali akhirnya aku berhasil memasukkan kunci ke lubangnya. Kubuka pintu lebar-lebar.
Aku kaget saat tahu siapa yang datang. Ia berdiri tepat di hadapanku. Aku mulai mengerjap-ngerjapkan mataku dan bertanya dalam hati. Apa aku bermimpi?
“Selamat Pagi.” Suara itu terdengar seperti dalam mimpi. Ia menatapku heran karena aku mungkin terlihat seperti patung beku di depan pintu.
Ah,ini terlalu nyata. Bisikku dalam hati.
Kesal. Ia memelotot ke arahku. Satu hal yang membuatku tersadar ini bukan mimpi. Ia tidak pernah memelototkan matanya dalam mimpiku.
Saat tersadar itulah awal yang kupikir sangat memalukan. Pertama aku gugup merapikan rambutku yang pasti tak beraturan. Saat teringat aku belum sempat cuci muka dan gosok gigi,refleks aku menutup mulutku.
“Silakan masuk.” Gumamku tak jelas.
“Apa kamu akan terus-terusan berdiri di pintu seperti itu?”  tanyanya sembari melangkah masuk. Aku pun mengikuti langkahnya. Malu tapi juga senang. Degup jantungku seakan berubah menjadi alunan musik.
Ia berjalan ke dapur. Aku memutuskan untuk mandi. Saat kembali dan melewati ruang tengah,makanan sudah terhidang di meja makan. Ia duduk di salah satu kursi.
“Mau menemaniku sarapan?” Ia tersenyum ke arahku. Matanya menyihirku. Membuatku mematung untuk beberapa detik.
“Tentu.” Kataku sambil memasang senyum termanis yang kupunya. Dengan bersemangat aku segera menggeser kursi dan duduk di hadapannya.

Apa ini mimpi yang menjadi kenyataan? Kumohon, jangan bangunkan aku.

No comments:

Post a Comment