Tadi aku lihat anak kecil, terdorong
temannya dan jatuh. Bukk. Sakit? Jelas. Temannya itu meminta maaf. Sementara
anak itu hanya diam. Mengangguk-angguk. Berjalan menemui ibunya. Dua menit kemudian
sudah kembali bermain. Temannya kembali meminta maaf. Meniupkan matanya yang mungkin
ada bekas air mata disana. Lalu wajah anak kecil tadi pun kembali ceria.
Manis ya?
Ah, betapa polosnya dua manusia kecil
itu. Sementara entah dibelahan bumi mana seseorang yang dua kali lebih besar
darinya justru sulit untuk berpikir sederhana. Rumit menjadi manusia dewasa, perkara
meminta maaf dan memaafkan menjadi panjang hanya karena mengaku paling logika.
Lebih sibuk memupuk benci. Memanas-manasi diri sendiri. Padahal, bukankah
setiap persoalan butuh klarifikasi?
No comments:
Post a Comment