Search This Blog

Saturday, February 17, 2018

Teruntuk Kamu Yang Tak Ingin Kuperdebatkan Dimana Dan Kenapa Kita Belum Juga Dipersatukan




Malam ini tepat di saat hujan turun ke bumi, tiba-tiba saja ada setetes rindu yang jatuh dari hati. Kembali kumerindukanmu dalam sunyi. Kamu tahu, aku tak pandai dalam mengabaikan rasa yang terus memintaku menuliskan secarik perasaanku padamu. Lewat tulisan ini ingin kukatakan, bahwa aku mencintaimu bahkan sebelum kita bertemu.

Apa kabar kamu disana? Semoga kamu selalu baik-baik saja. Aku berdoa agar kamu selalu bahagia, meski aku belum bisa mendampingimu dalam tawa. Tahukah kamu? terkadang aku berpikir, bagaimana cara Tuhan akan mempertemukan kita? Apa tulisanku yang akan lebih dulu menyapamu? Atau kita justru sudah pernah bertemu? Aku tak tahu, apa kamu benar-benar orang asing di hidupku atau kamu orang yang kukenal sejak dulu. Perkara jodoh memang tak ada yang tahu, entah itu aku atau pun kamu.


Yang aku tahu, aku tak perlu merasa sepi dan sendiri. Karena aku yakin, Tuhan telah menuliskan skenario terbaiknya untuk kita jalani. Aku tetap akan melangkahkan kaki kemana pun aku ingin pergi, aku berharap kamu pun selalu optimis dalam menjelang hari-hari.

Tunggu, sebelum punya pikiran se-selow ini, sebenarnya dulu aku pun sama saja seperti gadis lainnya. Merasa galau ketika kamu tak kunjung mendampingi di usiaku kini yang masuk fase dewasa. Terlebih lagi, di kanan dan kiri kulihat teman-temanku berkurang karena mereka telah lebih dulu melangkah ke pelaminan. Haha. Kamu tak perlu tahu, betapa hebatnya debat yang ada di batin ini ketika datang ke kondangan sendirian.

Sekarang, aku sudah berdamai dengan semua sisi mengerikan itu. Kamu yang tak kunjung datang hanya perlu kuterima, kuyakini bahwa kamu sedang menyiapkan segalanya di tempat berbeda. Kamu tahu? Bukan hanya aku yang punya kisah lucu soal menanti jodoh yang tak kunjung bertemu. Mereka yang belum dipertemukan dengan jodohnya juga punya kisah serupa yang absurd sekali untuk dicerna.


Demi menghibur diri menghalau sepi, sebagian gadis justru suka browsing pernak-pernik pernikahan dan souvenir lucu yang menarik hati. Aku tidak mengerti, geli melihat mereka tersenyum sendiri. Ya, tapi itu lah cara mereka dalam memecah sunyi. Mungkin membayangkan pangerannya akan tiba tidak lama lagi. Sementara aku, aku tidak perlu melakukan itu. Karena aku merasa kamu tidak pernah jauh dariku. Jika aku merindukanmu, aku akan menulis surat untukmu. Mengatakan apa yang ingin kukatakan, menanyakan pertanyaan yang ada dalam pikiran. Atau justru mendoakanmu selalu dalam kebahagiaan.


Oh ya, aku juga tidak mengerti. Kenapa ada orang yang bersedih ketika berada di tempat-tempat indah, merasa kurang lengkap karena belum ada pasangan yang bisa ia dekap jemari tangannya? Katanya, tak ada yang bisa ia ajak bicara untuk berbagi apa saja yang terlihat oleh mata. Ah, aku tidak bisa berpikiran sama. Yang kupikir adalah, kunikmati saja apa yang ada di depanku kini karena belum tentu aku bisa menikmatinya nanti. 


Aku percaya, jika kamu mencintaiku tentunya kamu pun ingin aku bahagia. Jadi, bagaimana menurutmu? Apa aku salah berbahagia menikmati indah dari sudut-sudut dunia ketika kita belum bersama? Apa tawa dan senyumanku akan mengurangi senyumanmu di seberang sana? 


Aku yakin sayang, kamu tidak akan keberatan ketika aku menikmati kehidupanku saat ini sebelum kamu melengkapiku. Begitu pun aku, aku selalu ingin kamu bahagia dalam hidupmu. Gapailah apa yang ingin kamu gapai sebelum menyandingku. Sementara aku disini bebas menuruti kata hatiku sebelum saatnya nanti kudiskusikan segala hal denganmu.

Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku. Langkahkan lah kakimu dengan ringan, tanpa beban, dan jangan ragu. Percayalah, bahwa disini aku selalu berdoa untuk kebaikanmu.

Miss youso Much. :)

No comments:

Post a Comment