Via google.co.id
Ranti setengah terseret mengimbangi langkah pria itu. Cerangkaman tangan itu terlepas saat mereka sampai di tumpukan tas yang tadi di letakkan begitu saja saat mereka menjalani hukuman. Ia lalu mencangklong tasnya. Ranti juga melakukan hal yang sama. Mencari tasnya di antara tumpukan tas-tas yang berserakan. Lalu segera pergi menjauhi pria itu. Ia ingin cepat sampai ke kelasnya.
“Kamu tidak minta surat izin masuk?” Langkah Ranti
seketika terhenti ketika mendengar suara
seseorang setengah berteriak dari belakang. Ketika ia memutar tubuhnya kembali
pria itu sudah berjalan memunggunginya. Buru-buru ia mengejar langkah pria itu
dan terpaksa berjalan di belakangnya.
Mereka sampai di depan
kantor. Pria itu berbicara dengan guru piket yang berjaga persis di sebelah
pintu depan kantor.
Ritual apa lagi ini? terlambat itu ternyata tidak enak.
Ada syarat yang harus dipenuhi terlebih dulu sebelum aku masuk kelas. Keluh Ranti membatin. Ia membuang napas dari mulut.
Guru itu memberikan dua kertas dan pria itu segera memberikan
satu pada Ranti. Pria itu mencari pulpen dari dalam tas lalu segera menulis.
Ranti hanya memperhatikan pria itu. Ia belum menuliskan apa pun pada kertasnya
karena masih belum mengerti apa yang harus ia tulis meskipun pulpen sudah ada
di tangannya.
Sebenarnya lembar itu
hanya kertas biasa berisi nama,kelas dan alasan terlambat yang harus diisi.
Tapi Ranti merasa harus memastikan bahwa yang ditulisnya benar. Kini Ranti tahu
pria disebelahnya bernama Ranto.
Ranti kini berjalan menuju
kelasnya dengan langkah kaki payah. Pria yang sejak tadi bersamanya sudah
menghilang di balik gedung. Kertas itu masih terselip di tangan kanannya. Ia
mengerutkan dahi. Mengherankan sekali kenapa ia mencontek jawaban pria itu di
kolom alasan. Terlambat karena kesiangan. Ah, itu memalukan.
Ranti terpaksa menuliskan
kata itu karena ia sudah tidak mampu berpikir lagi. Ia tidak mungkin menuliskan
kejadian yang sebenarnya. Karena begadang sampai larut malam mengerjakan soal
matematika. Udah hampir terlambat mama masih nyuruh sarapan dulu terus ditambah
jalanan macet. Itu terlalu panjang. Lagi pula dirinya memang kesiangan. TITIK.
***
No comments:
Post a Comment