Via google.co.id
Cinta telah hilang. Menggenggam tangan Ranti seolah hanya sekadar kebiasaan. Ia tak merasakan apa pun. Hatinya hambar. Hampa menyelimutinya. Meski tangan gadis itu telah di dekapnya lebih erat. Tenggelam di antara jemari tangan kokohnya.
Ranto sadar saat mereka jalan
berdua. Berpasang-pasang mata menatap dengan iri. Di sebelahnya memang seorang
gadis cantik dan tangan yang ia genggam pastilah menjadi impian banyak pria
untuk bisa menggenggamnya. Ranti kini memang sedikit berbeda dengan gadis polos
yang ditemuinya waktu SMA dulu. Bak ulat yang bermetamorfosis menjadi
kupu-kupu. Gadis lugu itu sekarang berprofesi sebagai model. Wajah cantik
alaminya menjadi lebih cantik dan bergaya berkat sapuan make up serta baju-baju
bagus yang dikenakannya.
Ranto kembali membuang napas. Ada
perasaan sakit saat memandang mata indah itu. Mata yang sama yang mengerling
manja pada pria di toko buku. Cemburukah? Tidak. Dia hanya tidak bisa menerima
pengkhianatan itu. Cintanya telah hilang. Ia memang tidak bisa membedakan rasa
sakit itu. Rasa sakit karena sebagai pria,ia telah dikhianati. Rasa tidak
terima. Ranto yakin itu bukan cinta. Sudah tidak ada cinta lagi.
Ranto menanyakan pada dirinya sendiri. Apakah
semua akan berakhir setelah hari ini? menghempaskan seluruh kenangan itu.
Sampai sekarang ia bahkan tak mampu bertanya pada Ranti tentang pria di toko
buku itu. Pria yang terlihat serasi dengan Ranti. Ranto melihat mereka berdua
tertawa bersama. Sudah lama rasanya ia tidak melihat tawa kekasihnya begitu
lepas. Ranto terkadang suka melucu,tapi Ranti tak pernah tertawa selepas itu.
Paling-paling hanya tersenyum dan sedikit memamerkan giginya yang putih. Tapi pria
itu mampu membuat Ranti tertawa dengan mata menyipit dan tubuhnya sedikit
berguncang. Ia pikir Ranti pasti sangat menyukai pria itu.
Ranto segara memakai jaket dan
menyambar kunci motor yang diletakkan di atas meja. Ada foto berbingkai dengan gambar
Ranti persis di depan kunci motornya tergeletak. Ia amati senyum gadis cantik
itu. Kini ia harus mengambil keputusan supaya mereka tidak saling menyakiti.
Masa depan jauh lebih berharga dari waktu tujuh tahun yang pernah dilewati.
No comments:
Post a Comment