Bulan dan bintang yang dulu pernah kau tunjukkan,
dalam hening malam kini kusaksikan sendirian.
Emak, aku tahu kini kau sakit-sakitan.
Maafkan aku yang
sangat jarang menengokmu. Gubuk tempat dulu aku bermain sewaktu kecil, rasanya
perlahan mulai memudar tergerus oleh serentetan peristiwa baru yang beberapa
darinya juga menimbulkan jejak-jejak dalam ingatanku.
Meski begitu, aku tak kan pernah lupa pada sosokmu.
kau dengan kain tapeh dan kebayamu yang lusuh. Lalu sendal jepit tipis yang
juga selalu menemani setiap pijakan langkahmu. Kau seorang yang aktif dan
enerjik, melihatmu aku mengerti ketangguhan perempuan desa.
Dan baru kali
ini.. aku melihatmu lagi. Mengingatkanku tentang indahnya masa kecil yang tak
kan kulupa. Terang lampu warna-warni yang sering kita lihat setiap malam.
Cahaya bulan dan bintang yang kautunjukkan padaku kutemukan beralih ke sepasang
matamu yang selalu menatapku dengan kelembutan.
Emak,,
Meski kau tak
pernah merasakan betapa sakitnya melahirkanku. Kau tetap ibuku karena bagiku
ibu tidak bisa diukur dengan pengertian sesempit itu. Aku percaya kau pun
memiliki kasih sayang seluas lautan. Di lehermu selalu terkalung selendang
untuk membawaku. Memberikan perlindungan yang tak hanya berbilang bulan.
Jangan menangis,
Mak. Karena melihat itu rasanya ada setitik bening yang ingin meloncat dari
mataku. Seumur hidup baru kali ini aku melihat seseorang menangis karena
merinduiku. Kupandang wajahmu yang tampak senang melihatku. Kini kau hanya
terbaring diranjang karena stroke. Kembali lelehan air matamu jatuh ke pipi,
tanpa suara menatapku tak berkedip seolah mencari persamaan atau perbedaan dari
gadis kecil yang selalu kaugendong kemanapun juga rengekannya yang selalu kau
dengar setiap menjelang tidur karena minta dikipasi meski kau sudah
terkantuk-kantuk, dan akan kembali terbangun setiap kipas itu jatuh
dari genggamanmu. Aku masih dapat mengingat itu semua dan banyak hal lain.
Emak..
Tahun-tahun
terlewat mengantarkanku menjadi wanita yang mulai tumbuh dewasa. Kelak saat
statusku berubah jadi seorang ibu, aku pun ingin menjadi sepertimu.
No comments:
Post a Comment